Kamis, 17 Agustus 2017

Pergeseran Pergaulan Bebas Remaja Di Era Kekinian

Image result for 5 Masalah Yang Sering Hantui Generasi Kekinian

Jadi kelompok yang dipandang bagian dari pihak yang resisten, berita anak muda terkini diidentikkan dengan beberapa kesibukan yang dikelompokkan oleh Webster (2010) dalam diskursi pergaulan bebas. Dia mengatakan, pergaulan bebas dapat didefinisikan jadi hubungan sosial dan tingkah laku diluar etika orang-orang atau ‘bebas dari ketentuan’.

Pergaulan bebas yaitu tingkah laku negatif jadi ekspresi penolakan remaja. Tingkah laku yang termasuk pergaulan bebas yaitu sex pranikah, mengkonsumsi alkohol dan narkoba, clubbing, mengkonsumsi pornografi dan cybersex, merokok, dan perkelahian antar geng. ”

Pergaulan bebas yaitu arti yang ramai dipakai sepanjang masa pemerintahan Presiden Soeharto di Orde Baru (1966-1998). Diskursi ini diakui jadi akibatnya karena masuknya budaya asing dalam dampak globalisasi yg tidak terfilter di Indonesia. Terbagi dalam kata ‘pergaulan’ dan ‘bebas’, stigma negatif pada diskursi ini keluar pada kata ‘bebas’ yang bisa dimaknai jadi beberapa hal yg tidak terkait dengan tanggung jawab.

Bagaimanapun, seperti disibakkan Webster, ketidaksamaan pengertian pada pergaulan normatif (tidak bebas) dan pergaulan non-normatif (bebas) similarly subject to change (bergantung pada perubahan). Dalam hal semacam ini, contoh perubahan yang disebut misalnya perubahan hubungan sosial orang-orang saat Orde Baru dan mengembangnya tehnologi, atau ada perubahan kebijakan pemerintahan, baik di Indonesia ataupun dengan global.

Dengan terpisah, pemakaian frase yang sama dapat dimaknai berlainan juga oleh grup tertentu, seperti pemakaian frase free seks yang dimaknai jadi sex tanpa ada pengaman (kondom) oleh komune gay, bukanlah jadi sex pranikah atau bertukar-ganti pasangan seperti yang dimaknai oleh grup menguasai konservatif.

Saya sempat melakukan riset mengenai berita anak muda jaman sekarang film-film remaja. Disana, saya memiliki pengertian kongkret berkaitan frase pergaulan bebas. Yaitu, merujuk pada beberapa kesibukan yang diambil sebelumnya berdasar pada pengelompokan Webster. Frase ini dipakai untuk mempermudah identifikasi. Diluar itu, frase ini sudah umum dipakai sebelumnya. Walau identik dengan beberapa ketentuan dan gosip moral panic pada saat Orde Baru, kenyataannya frase ini masih tetap dipakai dan sudah jadi pikiran umum di orang-orang.

Pemakaian frase ini dipandang masih tetap relevan mengingat masih tetap ada beberapa film yang jadikan frase ini jadi judul, seperti Karena Pergaulan Bebas (2010) dan Karena Pergaulan Bebas 2 (2011). Dalam film-film karya Nayato Fio Nuala, gosip pergaulan bebas keluar dan identik dengan sehari-harinya tokoh-tokoh remajanya. Wanita dalam film Nayato memperoleh jumlah jadi konsentrasi utama dalam cerita-ceritanya. Hal semacam ini dapat diliat dari plot narasi dan poster-poster filmnya.

Menariknya, Webster mengungkap pernyataan yang relevan dengan hal semacam ini. Pergaulan bebas banyak dihubungkan oleh Webster dengan wanita muda, terutama bila menghubungkannya dengan etika di Indonesia yang relatif meletakkan wanita di tempat yang tabu dan penuh pantangan. Lebih jauh sekali lagi, Webster (2010 : 342) juga mengungkap kalau dalam berita remaja kekinian, harapan heteronormatif mengenai femininitas, keperawanan dan pernikahan di sampaikan dengan dilekatkan pada citra baik wanita dengan mengemukakan konsekwensi beresiko (disasterous consequences) yang mungkin dihadapi (bila tidak mematuhi ke-3 rencana itu). (*)

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.