Rabu, 10 Oktober 2018

Kampanye Kreatif Tanpa Stiker, Poster, dan Baliho

Related image

caleg kota bekasi - Terdapat beberapa langkah kampanye kreatif yang ditempuh untuk memenangi pertempuran politik , baik oleh individu calon wakil rakyat, parpol, ataupun capres.

Pemakaian alat peraga berbentuk stiker, poster, baliho serta sejenisnya sering cuma akan mengotori serta mengakibatkan kerusakan panorama. Tidak hanya mengakibatkan kerusakan estetika, ikut kampanye seperti itu tidak efisien untuk pendidikan demokrasi ke depan.

Pada pemilihan kepala daerah DKI lantas, Jokowi mengatakan diri tidak memakai beberapa atribut itu untuk kampanyenya, salah satunya faktanya sebab Jokowi tidak ingin mengotori kota Jakarta. Walau juga masih tetap ada banyak alat peraga kampanye yang dipasang oleh simpatisan ataupun simpatisannya.

Fakta beberapa penentang kampanye dengan beberapa alat peraga stiker, poster, baliho, serta sejenisnya itu:

Pertama, tidak hanya mengotori seperti yang diutarakan oleh Jokowi, untuk sejumlah besar lokasi Indonesia yang disebut daerah arah wisata akan begitu mengganggu daya tarik buat wisatawan, terpenting saat akan menyimpan keindahannya. Di samping ikut untuk proses pembersihannya jpun susah, terpenting untuk stiker yang dipasang disembarang tempat dengan lem yang kuat.

Ke-2, kampanye dengan menyebar pesona lewat poster, stiker, baliho serta sejenisnya itu cuma jadikan beberapa calon bak selebritis, yang malah menjauhkannya dari calon pemilihnya. Langkah ampuh yang ditempuh pasangan Jokowi � Ahok dengan masuk ke kampung-kampung, gang-gang sempit untuk berjumpa langsung dengan penduduk semestinya dibarengi oleh beberapa calon yang akan berkampanye. Dengan begitu, beberapa calon itu bisa dengar langsung masukan, keluh-kesah, ataupun apakah yang diperlukan masyarakat calon pemilihnya. Dalam kampanyenya ikut, Jokowi tidak menghimpun orang , tetapi lebih mendatangi masyarakat. Salah satunya keunggulan Jokowi dapat dekat dengan masyarakat sebab tokoh satu ini dapat memberikan �kehangatan� dengan jiwanya yang mengayomi. Sekarang bangsa Indonesia memerlukan tokoh yang semacam itu.

Ke-3, jika kita baca beberapa isi pesan dalam poster, stiker, baliho dan lain-lain itu umumnya cuma tampilkan slogan yang kadang cuma berbentuk janji-janji belaka. Sekarang telah saatnya beberapa calon itu tampil smart dengan menggali masukan lantas tawarkan jalan keluar.

Ke empat, dengan waktu yang masih tetap relative panjang sebelum waktu kampanye yang ditata KPU nanti datang, seyogyanya beberapa calon itu mulai mengisinya dengan beberapa langkah, aksi yang langsung bersentuhan dengan permasalahan penduduk. Sekarang berlomba-lombalah bangun perasaan yakin diri penduduk, bangun optimisme, tumbuhkan basis ekonomi kerakyatan, serta membuka ruang-ruang demokrasi dari tingkat yang sangat bawah. Hingga pada akhirnya penduduk akan gampang memandang siapa yang wajar dipilihnya sesuai dengan hati nurani.

Ke lima, alihkan cost produksi poster, stiker, baliho dan lain-lain itu untuk modal usaha penduduk sangat bawah, contohnya untuk pemrosesan sampah atau barang sisa, atau untuk beli bibit pohon, dll, hingga berikan motivasi masyarakat untuk lebih kreatif, perduli lingkungan serta jauh berguna untuk kemaslahatan penduduk yang akan datang. Tak akan melekat photo diri di pohon-pohon di selama jalan.

Ada banyak lagi taktik kampanye yang dapat dikerjakan oleh beberapa calon, terpenting yang terkait langsung dengan keperluan penduduk, daripada sebatas tebar pesona dengan pasang photo di semua pelosok kota ataupun daerah.

Beberapa calon wakil rakyat, ataupun calon pemimpin peserta pemilu, harusnya yakinkan, dengan kepedulian pada masalah penduduk calon pemilih, dengan kerja riil, serta pemberian jalan keluar atas permasalahan yang ditemui rakyat, muka Kamu akan tertanam di hati rakyat, bukan sebatas terpampang di poster, stiker, baliho serta yang lain.

Dari banyaknya calon legislatif yang nakal terdapat beberapa ikut calon legislatif yang baik bahkan juga kreatif dalam kampanye. Mendekati 9 April 2014, beberapa calon legislatif lakukan beberapa langkah untuk menarik nada. Diantaranya lakukan kampanye lewat alat internet untuk menarik pemilih muda.

Bersamaan dengan perubahan zaman serta pesatnya perkembangan pemakai internet di Indonesia, kampanye kreatif jadi pilihan terunggul jika dibanding lewat cara tradisonal yang sudah kedaluwarsa, menghimpun massa, iring-iringan kendaraan yang menggangu pemakai jalan yang efeknya bisa jadi negatif. Bikin materi iklan dengan cost tinggi akan tetapi akhirnya tidak bisa diukur, pengerahan tim sukses dengan cost operasional yang tinggi sekali bahkan juga menghasilkan bahan kampanye yang tidak lama lagi bisa menjadi sampah: berbentuk poster, baliho, banner, serta bendera.

Alat internet ialah alat kampanye sangat praktis serta murah. Internet jadi alat kampanye beberapa calon legislatif yang pandai. Tak perlu keluarkan kocek banyak, cukup hanya membuat account saja.

Bila memakai alat tv serta radio kemahalan, mengapa tidak memakai sosial media, ikut youtube yang jelas-jelas dapat dilihat gratis oleh siapapun. Youtube dapat dipakai untuk memposting film edukasi maupun film unik, lucu yang didalamnya berisi unsur-unsur kampaye. Langkah tersebut begitu disukai oleh penduduk terpenting pemilih muda. Juga bisa dengan memakai alat rekekaman kampaye lantas di format ke mp3 sesudah itu di sharing ke Facebook, BBM, WeChat serta WhatApp. Kebanyakan orang dapat mengaksesnya. Murah, meriah serta elegan. Sasarannya jelas, biayanya juga murah daripada dengan baliho, banner serta poster yang pasti sekali habiskan banyak dana serta tentunya akan menggotori muka kota.

Mesti disadari, kampanye memakai alat internet ada kelemahannya, tidak semua kelompok dapat mengaksesnya, cuma kelompok terdidik serta anak muda saja yang akan terjamah oleh alat ini, tidak dengan beberapa orang-tua di kampung yang tidak memahami dengan internet. Agar juga mereka tidak memahami Internet akan tetapi mereka miliki anak serta anak mereka tentu pemakai internet di mana info kampaye calon legislatif itu juga bakal sampai ke orangtuanya itu.

Selain memakai alat internet, beberapa calon legislatif dapat juga memakai alat berjalan. Salah satunya alat berjalan itu berbentuk pin atau gantungan kunci. Mengapa pin serta gantungan kunci? Pin umum digunakan oleh beberapa kelompok terpenting anak muda. Sedang gantungan kunci banyak dipakai untuk gantungan kunci sepeda motor, rumah dan tas. Tentu saja ini semua bisa menjadi alat promo berjalan yang kreatif serta berlainan dari sekedar hanya membagi kartu nama, selebaran, ataupun kalender. Sedang mobil serta becak berposter calon legislatif, topi, kaos, payung, termasuk juga alat promo berjalan, memang efisien tapi harga per unitnya termasuk mahal.

Data Komisi Penentuan Umum (KPU) tunjukkan jumlahnya pemilih pemuda di Indonesia yang memiliki hak pilih sampai 40 sampai 42 %. Angka ini begitu bertindak dalam pelaksanaan pemilu. Beberapa pemuda akan manfaatkan hak pilihnya pada pemilu 2014 yang akan datang daripada mesti golput.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.